MMC Pos – Viral rekaman video saat perempuan dicegat masuk Rumah Sakit (RS) yang mengakibatkan keguguran tersebar di media sosial. Hal itu menyebabkan kemarahan public di China yang kian meluas.
‘Selidik punya selidik’..! pemicunya gegara petugas piket RS itu sedang asik bermain gim online. Mengutif AFP, Rabu (13/7) pengawas Partai Komunis Regional telah menindak petugas medis tersebut, selain dipecat ia juga ditempatkan di bawah penyelidikan kriminal.
“Li sangat tidak bertanggung jawab, memicu beberapa insiden besar yang memicu opini publik negatif di media sosial dan menyebabkan dampak sosial yang buruk,” ungkap pernyataan Partai Komunis Regional.
Partai Komunis juga menuduh Li telah menggelapkan dana publik, menerima suap, dan menderita kecanduan jangka panjang gim di ponsel pintar.
Pemerintah China melihat video gim di seluruh platform sebagai sebagai sumber korupsi moral masyarakat. China bahkan membatasi anak-anak main gim online dan jika melanggar ada sanksi nyata pada para pelanggar.
China juga mengatur gim jenis apa yang boleh beredar dan tidak di masyarakat, terutama bagi anak-anak. Aturan itu berlaku sejak Presiden Xi Jinping menerapkan sejumlah aturan gila yang nyeleneh beberapa waktu lalu demi meredam pengaruh luar yang dinilainya telah mengikis nasionalisme masyarakat.
China semakin membatasi anak-anak dalam bermain game online. Pemerintah China menetapkan waktu yang diperbolehkan hanya 3 jam dalam satu minggu.
Anak di bawah umur di China hanya bisa bermain game antara jam 8 malam hingga 9 malam pada akhir pekan dan hari libur nasional. Sejak tahun 2019 anak di bawah umur bermain game selama satu setengah jam per hari dan tiga jam pada hari libur nasional.
Melansir CBS, hal tersebut tentu mempengaruhi beberapa perusahaan teknologi di China hingga harga saham turun drastis. Pembatasan permainan ini merupakan bagian dari tindakan keras pemerintah China pada perusahaan teknologi domestik karena menyediakan layanan pesan, pembayaran dan permainan di mana-mana.
Menurut pemerintah China, hal tersebut membawa pengaruh besar bagi masyarakat di negara itu terutama anak-anak. Regulator China mengatakan bahwa mereka akan memperkuat pengawasan dan meningkatkan frekuensi inspeksi perusahaan game online untuk memastikan bahwa mereka mengikuti peraturan dengan cermat.
Otoritas China dalam beberapa bulan terakhir telah menargetkan e-niaga dan pendidikan online dan telah menerapkan peraturan baru untuk mengekang perilaku anti-persaingan setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan pesat di sektor teknologi.
Hal ini berbeda dengan di Indonesia dimana anak-anak bisa bebas mengakses game online kapanpun dan dimanapun.
Bahkan, menurut sebuah penelitian pada 2018, sekitar 14 persen remaja yang berstatus pelajar SMP dan SMA di ibukota mengalami kecanduan internet.
Apalagi pada saat tengah pandemi lalu, kecanduan bermain game online semakin meningkat. Pasalnya, anak hanya berdiam diri di rumah dan kurangnya pengawasan dari orang tua. (*)